Seorang muazin memiliki tanggung jawab yang besar. Seorang muazin harus paham betul syarat dan sunah adzan beserta iqamah. Pelajari kedua hal itu di sini!
Adzan beserta iqamah adalah tanda bahwa sudah masuk waktu untuk mengerjakan salat. Pengingat khusus bagi umat Islam ini dilakukan oleh seseorang yang disebut sebagai muadzin. Di Indonesia sendiri setiap musalah dan masjid memiliki muazin yang bertugas sesuai aturan di daerah tersebut.
Umat Islam berbondong-bondong menjadi seseorang yang bertanggung jawab memanggil seluruh umat Islam di daerahnya untuk melaksanakan salat. Ada aturan dan ketentuan khusus bagi umat muslim yang ingin menjadi muadzin. Hal-hal ini harus diperhatikan dengan baik agar adzan sah.
Syarat Melaksanakan Adzan dan Iqamah
Ini merupakan hal pertama yang harus dipelajari dan pahami bila ingin menjadi seorang muazin. Hal ini sangatlah penting karena berhubungan dengan sah tidaknya adzan yang dikumandangkan.
Berikut ini adalah syarat-syarat yang perlu diikuti agar adzan yang dikumandangkan sah.
Sudah Masuk waktu Salat
Pertama dan paling utama tentu saja adzan tersebut harus dikerjakan ketika sudah masuk waktunya. Adzan yang dilakukan di luar waktu adzan hukumnya tidak sah sehingga perlu berhati-hati mengenai hal ini. Apabila adzan telanjur dikumandangkan di waktu yang salah, maka muazin wajib mengulanginya lagi.
Perihal adzan dan iqamah ini erat kaitannya dengan waktu salat. Salahnya waktu adzan berpotensi menyebabkan pengerjaan salat di waktu yang salah pula. Sehingga secara otomatis salatnya juga tidak sah. Ini jelas merugikan seluruh umat yang beribadah di musala atau masjid tersebut.
Belum lagi bila adzan yang dilakukan memengaruhi adzan di masjid atau musala lain dan umat Islam yang salat di rumah. Oleh karena itulah dikatakan bahwa beban tanggung jawab seorang muazin itu sangatlah besar.
Lafaz Adzan dan Iqamah yang Tepat
Sudah ada panduan khusus bagaimana lafaz adzan beserta iqamah yang harus dipatuhi oleh seorang muazin. Lafaz ini harus dikumandangkan dengan berturut-turut tanpa terputus sedikit pun.
Untuk membiasakan diri seorang muazin hendaknya berlatih terlebih dahulu sehingga bisa lancar ketika mengumandangkan adzan yang sebenarnya. Di Indonesia sendiri di sela-sela adzan ditambahkan selawat atau pujian-pujian tertentu.
Masing-masing daerah umumnya memiliki caranya sendiri dalam mengisi sela antara adzan ini. Dengan adanya selawat ini umat muslim memiliki lebih banyak waktu untuk bersiap pergi ke masjid atau musala. Khususnya bagi yang rumahnya jauh dari lokasi beribadah.
Muazin yang Memenuhi Syarat
Bukan hanya harus memenuhi syarat untuk melaksanakan adzan. Muazin yang mengumandangkan adzan pun harus memenuhi persyaratan. Seorang muazin haruslah laki-laki yang muslim dan berakal.
Untuk usia sendiri batasannya minimal 6 tahun sehingga kategori usia ini cukup luas. Seseorang bisa berlatih sedari kecil untuk menjadi seorang muazin yang baik.
Sunah-Sunah Melaksanakan Adzan dan Iqamah
Ada beberapa hal yang disunahkan untuk dikerjakan ketika melaksanakan adzan dan juga iqamah. Hal-hal ini boleh dikerjakan untuk mendapatkan tambahan keutamaan dan boleh juga tidak dikerjakan.
- Melaksanakan adzan dengan posisi muazin menghadap kiblat dan berdiri.
- Hendaknya seorang muazin dalam keadaan suci, tenang, dan tidak berbicara ketika melaksanakan tugasnya.
- Memberi jeda waktu kira-kira selama salat dua rakaat antara adzan dan seruan untuk segera memulai salat.
- Jari muazin disunahkan untuk dimasukkan ke lubang telinga ketika sedang mengumandangkan adzan.
Tanggung jawab mengemban tugas sebagai seorang muazin memang tidak mudah. Sehingga sering kali muazin yang bertugas hanya itu-itu saja orangnya. Pelajari dengan baik ketentuan adzan dan iqamah bila ingin penerus muazin musala atau masjid di sekitar rumah.